Friday, November 15, 2013

Rencana Vs Realita dalam Proses Kelahiran Amira

Sejak awal kehamilan, saya sangat ingin melahirkan secara normal dan kalau bisa secara water birth. Apalagi sebelum kehamilan saya pernah melihat video mengenai water birth. Namun kendala minim tenaga medis dan fasilitas pendukung untuk melahirkan secara water birth, jadi saya batalkan niatan tersebut. Saya juga mempelajari Gentle Birth dan Hypnobirth. Walaupun kebanyakan dari praktisi Gentle Birth adalah pro water birth. Namun Gentle Birth itu bukanlah Water Birth. 

Sepemaham saya mengenai Gentle Birth adalah kelahiran dengan kesadaran penuh dan dinikmati dengan sepenuh jiwa sehingga tidak akan menimbulkan rasa sakit dan trauma kepada ibu dan janin/bayi. Sehingga ibu akan terhindar dari baby blues dan bayi akan tumbuh lebih baik dan tidak rewel. Sedangkan Hypnobirthing adalah salah satu cara untuk mencapai Gentle Birth. Hypnobirthing itu affirmasi kepada diri sendiri/pendayaan diri untuk meyakinkan diri bahwa diri kita mampu akan proses alami tersebut. 

Untuk mencapai tujuan lahir secara normal dan gentle birth, maka saya pilih dokter kandungan saya sekarang dr Achmad Mediana SpOG. Saya juga membuat birth plan pada trisemester ketiga dan mulai diskusi dengan dokter mau-maunya saya pada waktu kelahiran nanti. Dokter memberi nasehat-nasehat agar tujuan itu berhasil seperti senam hamil, rajin olah raga dan rajin jongkok. Semua nasehat itu saya jalanin, termasuk tambahan yoga 1x. Dokter pun meminta saya untuk cuti pada W38, itu pun sesuai dengan rencana saya untuk cuti di W38. 

Menunggu hari kelahiran itu rasanya deg-degan banget. W38 terlewati tanpa rasa mules/gelombang cinta. Saya semakin rajin affirmasi diri, bicara dengan janin, senam hamil dan jongkok di apartemen. Segala macem jenis induksi alami yang ada tips di blog dan web pun saya jalani, dari makan nanas, mangga, durian lalu relaxasi, pijit, dan "papanya jenguk anaknya" .W39 dan HPL W40 (21 Oktober) terlewati lagi tanpa rasa kontraksi. Semakin deg-degan. Ditambah suami saya mau ikut Jakarta Marathon tanggal 27 Oktober. Takut pas dia marathon, saya mules melahirkan. Pada hari kamis, W40d3 saya kontrol ke dokter, dan beliau pun membuat scenario apabila saya tidak mules juga. Maximal di tunggu pada W42, atau induksi sebelum W42. Beliau tawarkan induksi hari selasa W41d1. 

Hari jumat saya kontak Mas Reza Gunawan, praktisi holistik untuk coba induksi alami akupuntur. Saya akupuntur hari senin di W41 siang. (ternyata mahal juga ya :p) tapi demi lahir normal saya ikhlas. Hari senin itu juga malamnya saya kontrol ke dokter lagi, dan beliau membuat 3 scenario yang harus saya putuskan. Beliau tidak mau dia yang putuskan karena bisa menjadi penyesalan kalau dokter yang putuskan katanya. Scenario 1 : Tunggu hingga senin depan W42 kalau tidak lahir langsung cesar. Scenario 2 : Induksi di minggu ini. Max 2 infus. Jikalau tidak berhasil harus cesar. Scenario 3 : tanpa induksi planing cesar. Pilihan yang sangat sulit bagi saya, karena saya masih sangat berharap untuk bisa lahiran normal. Saya juga bilang abis induksi akupuntur. Kata mas Reza akupuntur bisa bekerja antar 1-4 hari, jika belum lahir hari rabu saya di minta akupuntur lagi. Mas Reza menyarankan saya untuk tidak induksi medis dan tetap tunggu kelahiran normal. Namun saya secara sadar juga tidak mau ambil resiko, karena dokter sudah bilang bayi saya besar.  Jadi saya ambil keputusan di ruang dokter itu untuk induksi medis hari kamis 31 Oktober 2013 di RS Asri. Dengan harapan saya bisa akupuntur sekali lagi dan berharap ada kontraksi sebelum kamis. Ikhtiar segala cara, sehingga saya tidak menyesal dikemudian hari.  Ketika hari rabu akupuntur saya tidak bilang ke Mas Reza kalau saya besok kamis direncanakan untuk induksi medis, karena pasti dia melarang dan bisa membuat saya ragu lagi. Setiap hari saya berdoa untuk ada kontraksi.

Hari Kamis 31 Oktober pun datang, saya belum kontraksi. Jadi saya bersiap-siap ke RS Asri, di antar oleh suami saya yang sudah cuti. Kita langsung ke ruang melahirkan. Di ruang observasi saya di cek CTG untuk lapor ke dokter Achmad Mediana nya. Dan jam 2 siang saya mulai diinduksi via infus. Mulai dari 8 tetes permenit, yang dinaikan dosisnya setiap jamnya, hingga di jam 6 malam mulai di 20 tetes permenit saya mulai merasa perut kencang tanpa rasa sakit. Kalau di CTG katanya itu kontraksi. Hingga infus habis masih tetap seperti itu dengan bukaan 1. Infus dicopot dan saya istirahat, karena akan lanjut dengan infus selanjutnya esok harinya. Jumat pagi saya dicek CTG lagi dan mulai infus induksi ke 2 jam 7 pagi. Dokter Achmad yang visit di pagi hari tersebut. Beliau bilang, "Bu, yakin ya lanjut ke induksi ke2. Ga ragu lagi. kalau tidak ada kemajuan, nanti operasi ya, insya Allah jam 8 malam setelah saya praktek saja." Saya mulai menyiapkan mental dan kesadaran diri untuk operasi dan tetap berdoa agar induksi ke2 berhasil. Jam 2 infus sudah habis dan ternyata saya tidak ada kemajuan juga. Jadi setelah di info ke dokter Achmad, beliau memajukan jadwal jadi jam 4 sore. Jadilah saya siap-siap dan tidak boleh makan lagi dan terpenting saya sudah ikhlas dengan kesadaran diri harus melahirkan dengan Cesar.

Jam 15.45 saya siap masuk ke ruang operasi. Jam 16.00 mulai operasi dengan bius spinal, sehingga saya masih sadar ketika bayi Amira lahir jam 16.18 dan tak lama kemudian saya IMD selama kurang lebih 45 menit. Saya keluar ruang operasi sekitar jam 17.30 dan masuk di ruang pemulihan hingga jam 19.00. Disini diketahui bahwa bayi dalam posisi mengadah, jadi dia tidak bisa klik masuk panggulnya selain itu beratnya pun 4230g yang membuat susah lahirnya. Alhamdulillah sejak malam pertama Amira sudah tidur satu tempat tidur dengan saya, sehingga saya bisa langsung memberikan ASI saya untuk Amira dan Amira pun tidak rewel tidur dengan saya. 

Jadi apakah saya melahirkan dengan Gentle Birth? Wallahuallam, yang pasti secara sadar pilihan-pilihan itu saya buat dengan segala ikhtiar sudah dilakukan. Alhamdulillah Amira pun termasuk bayi anteng tidak rewel serta pemulihan saya juga termasuk cepat & bekas operasi pun cepat sembuh.

2 comments:

  1. haloo, saya mau ikut nanya, jadinya melahirkan di rs asri biayanya berapa ya? terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya kemaren kelas I, cesar cito dengan induksi sebelumnya sekitar 26 juta.

      Delete