Wednesday, March 11, 2015

Surat ke AIMI ASI - 28 Agustus 2014, RS Brimob Kelapa Dua telah melanggar Hak Menyusui bagi Ibu yang melahirkan

Saya pernah mengirimkan surat ke AIMI tanggal 28 Agustus 2014, mengenai penyimpangan RS Brimob dalam menangani ibu melahirkan. Tapi sampai sekarang tidak ada tanggapan ataupun balasan tindak lanjut dari AIMI. Jadi kepikiran untuk tulis di blog aja. Agar menjadi pembelajaran Ibu-Ibu untuk lebih teliti memilih Obgyn dan RS untuk melahirkan.



Kepada AIMI ASI di Jakarta,
Bersama email ini saya ingin melaporkan RS Brimob Kelapa Dua telah melanggar Hak Menyusui bagi Ibu yang melahirkan.  Berikut kronologis nya :

  1. Rekan kerja saya, Ibu CF selalu kontrol kandungan oleh bidan di Klinik Setia Rumanda Cibubur. Pada Hari Senin subuh 25 Agustus 2014 sekitar 1 dini hari pecah ketuban dan langsung ke Klinik tersebut untuk observasi.
  2. Pagi jam 8 tidak ada kemajuan lalu di induksi dengan harapan bisa lahir normal. Namun dengan kondisi tidak ada kemajuan Ibu C meminta untuk dilakukan secio. Saat itu hanya ada Dr. Syapril SPOG yang praktek di Klinik tsb dan bisa di rujuk ke RS Brimob Kelapa dua.
  3. Sehingga pada Hari senin 25 Agustus 2014 sekitar jam 15.00 dilakukan secio di RS Brimob kelapa Dua.
  4.  Pada hari selasa pagi 26 Agustus 2014, ibu C memberi info kepada kami rekan kerja bahwa beliau belum bisa bertemu dan menyusui bayinya karena peraturan dari RS tersebut hanya boleh melihat bayi dan menyusui di Ruang Bayi, yang mana ibu nya operasi sehingga tidak bisa bangun dari tempat tidur selama 24 Jam.  Alasan RS karena alasan keamanan dan hygienitas, takut bayi tetular penyakit dari RS tsb.Dan pihak RS sudah meminta keluarga untuk membeli Susu Formula untuk di berikan ke bayi tersebut. Pihak keluarga memberikan uang ke perawat untuk membelikan nya. Pilihan susu adalah SGM atau Nan HA.  Jadi dari hari pertama bayi sudah di beri susu formula dan ibu tidak di beri kesempatan menyusui. 
  5.   Saya dan 2 rekan kantor langsung menuju ke RS untuk membantu teman saya tersebut mendapat hak menyusui nya. Hari selasa 26 Agustus 2014 Sekitar jam 15.20 saya sampai dan membantu ibu C bangun, belajar jalan dan membersihkan diri terlebih dahulu. Infus dan kateter pun dilepas ketika kami disana (karena memang sudah 24 jam setelah operasi).  Saya sempat bertanya kepada bidan yang yang bertugas (mahasiswa kebidanan RS Brimob) kenapa bayi tidak bisa dibawa ke tempat ibu, jawabnya karena takut tertular virus, karena ruang sebelah, ruang perawatan umum.
  6. Sekitar Jam 16.00 saya mengantarkan Ibu C ke ruang bayi yang ternyata hanya berjarak kurang lebih 5 meter dari ruang perawatan nifas.  Saya minta ijin ikut masuk untuk mengajarkan Ibu C menyusui dengan mengaku sebagai konselor ASI baru di ijinkan untuk masuk. Kami bilang mau menyusui namun sepertinya mereka kaget dan bertanya “Memang ASI nya sudah keluar”, Lalu saya jawab “Sudah” dan menunjukan memang kolostrum ibu C sudah ada. Saya melihat dibibir bayi seperti ada susu, lalu saya tanya baru di beri susu formula ya? dan perawatnya bilang iya tadi abis mandi, saya tanya lagi berapa banyak, jawabnya 20-30ml. Saya tanya susunya apa? Dia jawab SGM.
  7.  Lalu saya melanjutkan mengajarkan ibu C untuk menyusui. Sambil saya ngobrol dengan perawat untuk minta dipanggil kalau bayi nangis. Lalu tanya bagaimana caranya kalau mau asi exlusive disini. Mereka bilang terakhir menyusui hanya sampai jam 9 malam, karena ruangan mereka kunci dan baru bisa masuk jam 8 pagi. Jadi ibu tidak boleh masuk antara jam 9 malam hingga 8 pagi. Malam itu mereka akan kasih Sufor. Saya tanya kalau kita tidak mau di kasih sufor dan mau menyusui bagaimana. Mereka jawab tidak bisa menyusui, kalaupun begitu keluarga pasien tanda tangan pernyataan mau asi exlusive sehigga selama malam tsb tidak di beri susu formula.
  8. Saya juga sempat tanya cara pemberian susu bagaimana, mereka bilang setiap 2 jam sekali, nangin tidak nangis setiap bayi dibangunin. Dan disana ada  belasan bayi. Sangat miris sekali dipisahkan dari ibu nya.
  9. Saya juga ikut mendengar ketika serah terima bayi yang akan pulang, mereka bilang “ini susunya disini, kalau ASInya sudah keluar mau campur ini juga boleh”.  Bukannya mengajari bagaimana cara menyusui dengan benar. Ternyata diluar ada bapak-bapak yang bertanya ke rekan saya,” memangnya boleh menyusui ya?” karena mereka kira tidak boleh menyusui dan harus pakai formula. Kasihan orang-orang tersebut dengan minim informasi tidak bisa mendapatkan hak nya
  10. Sekitar jam 17.00an saya langsung minta ibu C menelpon bidan nya untuk minta pindah ke klinik malam itu juga agar bisa tidur dengan bayinya, namun sayang mereka baru bisa pindah keluar dari RS tersebut hari Rabu 27 Agustus 2014 pagi jam 6.30.
  11. Saya juga melihat dalam ruang bayi terdapat tumpukan kotak susu SGM dan NAN HA. (foto terlampir).
Oleh karena itu mohon bantuan dari AIMI untuk bisa menindaklanjuti ke RS Brimob Kelapa Dua, agar merubah SOP yang ada sehingga mendatangnya semua Ibu dan Bayi yang melahirkan disana mendapat hak nya untuk bisa menyusui dan tidak diberi susu formula.


Besar harapan saya AIMI bisa menindaklanjuti ini. Terima kasih atas perhatiannya.
Yani Syahril
Ibu dari Amira (10bulan)


Foto :
Kaleng susu di dinding dan botol dot di meja perawat

Deretan kotak susu SGM dan Nan HA

2 comments:

  1. Saya dulu pernah dinas di ruangan ini maret 2015 ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah bagaimana mbak silka, apakah sudah ada perbaikan system disana? semoga saja sudah ya...

      Delete