Rabu minggu lalu tanggal 24 Oktober 2012 saya ijin dateng siang ama bos untuk ke Bank dan pulang kasih fotocopy KTP ke rumah. Tadinya mikir mau hari Kamis nya tapi berhubung bos saya juga hari itu tidak ke kantor jadi lah saya putuskan hari rabu itu saja.
Sampai di jalan I Gusti Ngurahrai pertigaan kebon singkong arah pondok kopi, saya menerobos lampu merah. Emang sih di pertigaan itu saya biasa menerobos lampu merah itu, karena sepi banget dan menurut saya ga fungsi banget lampu di situ. Well, tapi pagi itu berbeda.. tiba-tiba di depan tepat di kolong jembatan ompol udah nungguin saya. Dia mencegat saya di tengah jalan gitu deh... dan saya liat sekeliling juga banyak motor-motor juga di berentiin. Saya menepi dan buka jendela.
Ompol langsung bilang, "ibu menerobos lampu merah, boleh lihat SIM dan STNK nya?"
Saya : " oh ya pak, saya buru-buru mau ke pulang ke orang tua dan ga liat lampu nya pak" sambil saya kasih SIM dan STNK
Ompol : "Ibu bisa sidang hari jumat tgl 2 Nov jam kerja dari jam 8 pagi di pengadilan negeri jakarta timur dekat walikota?"
Saya : "mmm harus sidang ya pak?saya minta maaf aja deh.. "
Ompol : "iya harus sidang"
Saya : "katanya bisa bayar denda via bank aja ya?" sambil berharap di maafkan dan di lepas aja dan ga ada niatan untuk nyogok sedikit pun
Ompol : "ibu kalau bayar ke bank itu bayar denda maximal 500ribu"
Saya : "Kok mahal banget?"
Ompol : " Iya, inih nih" sambil nunjukin buku list denda --> di situ tertera emang sih untuk bayar ke bank bayar denda maximal untuk kesalahan melanggar rambu lalu lintas Rp. 500 ribu.
Saya : "Ohh.. ya udah saya sidang aja deh" sambil mikir well tgl 2 nov gw udah ga kerja, dan pengadilan juga deket rumah
Saya : "Nanti yang ditahan apa pak?"
Ompol : "SIM aja nanti STNK di kembalikan"
Ompol nulis surat tilang nya deh sambil gw ajak ngobrol terus minta maaf
Ompol : "Sebagai sesama manusia saya maafkan deh"
trus gw di minta tanda tangan di surat tilang
trus gw bilang : "pak ini beneran saya ga bisa titip uang sidang aja?"
Ompol : "ga bisa bu, nanti saya di kira ambil duit tilang lagi, udah tanda tangan aja." sambil nunjukin kolom yang harus gw tanda tangan.
Dengan muka memelas ok deh pak
mungkin ompol jadi kasihan, dia bilang deh " kalau ibu ga bisa dateng sidang, bisa di wakilkan oleh orang lain juga, tinggal kasih aja slip merah itu, hari jumat jam kerja ya bu"
Saya : "iya pak"
sambil ngebatin ya itung-itung pengalaman di sidang tilang hehehe...
Jadi ini lah slip tilangnya
|
Surat tilang bagian depan |
|
Surat tilang bagian belakang |
Menjelang hari sidang :
Saya browsing tentang tilang ini abis banyak orang bilang kenapa ga minta tiket yang warna biru aja mengakui kesalahan? yang kaya banyak di email atau bbm itu loh...
penasaran dong...
Jadi ya ternyata yang di email2 itu tidak 100% benar, yang bener :
1. Slip tilang ada beberapa rangkap, untuk terdakwa bisa pilih yang merah (halaman pertama) atau yang biru (halaman copy), lalu warna kuning pertama untuk polisi dan warna kuning kedua untuk pengadilan.
2. Emang kalau mau bayar ke bank di kasih slip yang biru itu, tapi HARUS transfer ke bank denda maximal sebagai jaminan sebelum keputusan hakim denda kita berapa. (karena polisi tidak bisa jadi hakim yang menentukan denda kita berapa) dan barang sitaan SIM atau STNK bisa langsung di ambil dengan menunjukan bukti transfer tadi.
3. Kalau udah keluar keputusan hakim berapa dan uang yang kita transfer kelebihan harus ambil uangnya juga ke pengadilan negeri - so akan bolak balik kan.. kecuali iklas bayar mahal hehehe..
4. Slip merah itu bukan tidak mengakui kesalahan, tapi untuk orang yang mau ke pengadilan untuk sidang.
5. Kalau kata blog-blog lain sih ga rumit dan se ribet yang di bayangkan, tapi tetap harus sabar antri. Dan juga banyak calo di sana.
well, kita lihat besok ya... nanti akan saya jabarkan pengalaman di sidang tilang dan berapa bayar dendanya.
Tapi dari semua nya mari kita jadi warga negara yang baik ANTI SUAP ke aparat pemerintahaan ya...