Friday, November 02, 2012

Sidang Tilang

Hari ini adalah jadwal sidang tilang saya. Jadilah tadi pagi berangkat pagi dari apartemen menuju rumah ibu saya untuk parkir mobil. Saya memang rencana mau naik angkot aja, karena males cari parkir nya. Setelah sarapan di rumah saya langsung berangkat ke Pengadilan Negeri Jakarta Timur yang terletak di sentra primer dekat dengan kantor Wali Kota Jakarta Timur. 

PN Jakarta Timur


Saya sampai di lokasi jam 09.15. Di bagian depan sudah banyak parkir motor dan orang yang nongkrong-nongkrong. Ga tau siapa mereka tapi sepertinya sih calo. Lalu saya langsung masuk aja. Untuk sidang tilang ini di bagian kanan gedung. Ada ibu-ibu yang bareng dengan saya juga mau sidang untuk anaknya. Setelah di tanya-tanya jadi berikut step nya :

1. Masukan surat tilang yang warna merah tersebut ke loket. Lalu di loket ini nanti kita di beri nomor. Anehnya nomor tidak urut. Saya dapat no. 655 tapi ibu-ibu yang bareng saya itu no. 514.

Loket pertama, di depannya tulisan tutup
Nomor antrian pakai kertas bekas
2. Menunggu di depan ruang sidang sebelahnya untuk dipanggil. Berhubung tidak urut jadi kita harus dengar baik-baik deh nomor kita. Jangan sampai terlewat. Dia akan panggil sekitar 10 orang per panggilan. Lucunya banyak sekali yang menunggu di luar, tapi tidak ada speaker di luar. Di dalam memang ada ruang tunggu tapi penuh banget. Alhasil orang berdesakan di depan pintu masuk. 

Suasana di luar ruang sidang, sambil dengar nomor antrian
Suasana ruang tunggu di dalam ruangan (ini baru salah satu sisi loh)

3. Setelah di panggil kita akan berhadapan dengan hakim yang menentukan besar denda nya. Untuk motor rata-rata Rp. 60ribu dan mobil Rp. 70ribu. Proses dari taruh tiket sampai di panggil kira-kira 60-70 menit. 

Antri ketemu hakim nya


4. Lalu kita masuk lagi ke ruang sebelahnya, menunggu lagi nama kita di panggil lagi untuk bayar denda nya di tambah Rp. 500 untuk uang sidang. Tips bawa uang pas ya, tidak ada kembalian. 

Antri bayar denda
5. Kita tunggu sekitar 5-10 menit untuk di panggil bayar. Setelah bayar dapat deh barang sitaan kita. Kalau saya SIM A. Total saya di PN Jak Tim ini sekitar 1jam 15 menit. 

Dari pengalaman nunggu tadi saya sempat ngobrol-ngobrol dengan sesama antrian. Yang jadi pertanyaan dan bisa menjadi perbaikan adalah :

1. Kenapa ya nomornya ga urut? sehingga membingungkan. Padalah jika sistem nya di ganti jadi sistem antrian dengan nomor urut. Tidak perlu ganti sistem dan biaya lagi. Hanya pas di loket pertama di kasih nomor urut pasti akan lebih nyaman. Antri tidak perlu bejubel di depan pintu, dan kita bisa estimasi kapan kita di panggil. Kalau ini sama sekali tidak tahu kapan kita akan di panggil.
2. Kenapa tidak di taruh speaker tambahan di luar, jadi orang ga perlu berjubel di depan pintu untuk dengar nomornya dia.
3. Kenapa manggil nya angka satuan bukan nomor sesungguhnya misal : 655 di sebut enam lima lima bukan enam ratus lima puluh lima. Karena ini jadi rancu dengar nya dengan nomor selajutnya. Misal nomor selanjutnya 546 maka akan di panggil enam lima lima, lima empat enam. Kalau kedengaran jeda dia manggil kalau tidak kan bingung banget. 

Ada input lain dari orang misalnya pake layar antrian, dll, tapi itu semua kan butuh biaya besar. yang tidak ada biaya ya tadi sistem antrian yang jelas aja. Sepertinya itu akan menjadi PR untuk PN Jak Tim. 

Katanya juga sistem sidang ini antara wilayah juga berbeda. Tadi ada info kalau di PN Jak Ut kita cari sendiri nama kita di papan pengumuman. 

Satu hal lainnya sepertinya ruangan itu perlu AC atau setidak nya kipas angin, kasihan sekali petugas-petugasnya. Kalau kita cuma 1.5 jam di situ, kalau mereka kan seharian dan setiap hari di situ kepanasan. Di dalam ruangan itu ya dengan orang sebegitu banyak tidak ada AC atau kipas angin loh, kebayang kan sumpek nya kaya apa. 

1 comment:

  1. Kali sengaja dibuat nggak nyaman...dengan kemungkinan 2 alasan:
    1. biar pada nggak ketagihan ditilang
    2. biar pada langsung "bayar" polisi di jalan :-D

    ReplyDelete